Guys
Apakah kamu pernah merasakan kehabisan kata-kata ketika PDKT dengan seorang wanita? Aku pernah...Pada Artikel kali ini aku akan membagikan beberapa rahasia untuk tidak akan lagi kehabisan kata-kata.
Pernahkah kamu berada di sebuah pesta, dan melihat seseorang yang menceritakan kisah yang hebat dan menghibur semua orang disana? Komedian juga melakukan hal yang sama. Mereka dapat menyampaikan cerita yang hebat "on the spot", mereka seringkali berimprovisasi dan dengan cara yang memukau. Mereka mengerti cara menceritakan sebuah kisah; dan konsekwensinya adalah mereka menjadi "kehidupan" ditempat itu. Bagaimana cara mereka melakukan itu?
Aku akan membuka satu rahasia dari setiap pencerita yang banyak dari kita tidak mengerti caranya. Sebenarnya kekuatan mereka bukan pada cerita hebat yang mereka sampaikan - tetapi ini soal BAGAIMANA kamu menyampaikan cerita itu. Bercerita adalah sebuah seni, dan ada beberapa rahasia untuk membuat sebuah sebuah cerita menjadi menarik, lucu, dan memukau.
Langkah pertama sebuah cerita hebat adalah: Pembukaan. Disinilah kamu seharusnya mendapatkan perhatian pendengarmu, pastikan bahwa pembukaanmu haruslah merupakan Trailer yang bagus. Dan pembukaan itu haruslah memenuhi unsur pertanyaan: What, who, why, where, how. contoh: "pernahkah aku menceritakan pengalamanku ketemu hantu waktu kemah di gunung Puncrut Jawa Barat?
Gampang kan? Sekarang kamu sudah memercikkan perhatian...mari kita mulai dari sini.
Rahasia #1: Visualisasi.
Seni Bercerita adalah sebuah seni yang sudah ada dan setua Bahasa itu sendiri. Beberapa dasar yang perlu kamu ketahui adalah: sebuah cerita haruslah ada plot, karakter, dan cara pandang darimana sebuah cerita itu diceritakan. Seorang pencerita yang hebat, akan menyerap kamu untuk memasuki sebuah plot cerita. Kamu akan merasa bahwa kamu berada disana mengalami kejadiannya dan berinteraksi dengan karakter-karakter yang ada didalam cerita itu; dan visualisasi adalah kuncinya. . Kamu dapat memvisualisasikan latar belakang tempat seperti: malam gelap, hutan dan pepohonan, jalan setapak yang kecil. Sensasi seperti: tanah yang basah, kabut yang tebal, perasaan dingin yang menusuk, dan bunyi suara burung hantu. Kamu dapat memvisualisasikannya dengan vokal dan bahasa tubuh: gunakan gestur untuk memvisualisasikan obyek, atau meniru gerakan, dan gunakan suara untuk meningkatkan efek cerita. Ketika kamu mendeskripsikan suara burung hantu, rendahkan suaramu. Gunakan perilaku manusia untuk membuat adegan terasa hidup
Rahasia #2: Curahkan Perasaan didalam cerita itu.
Seorang pencerita yang baik dapat memperkenalkan perasaan dan membuat mereka yang mendengarkan percaya dengan cerita itu. Itulah sebabnya sebuah setting cerita yang kurang bagus; katakanlah misal sebuah hutan yang gelap, dapat menjadi sebuah cerita yang bagus selama kamu dapat menghubungkan karakter dalam cerita itu, perasaannya, pergumulannya, serta interaksinya.
Deskripsikan apa yang menjadi perasaan karakter dalam cerita itu, dan bagaimana hal itu tertuang dalam gerakan tubuh. Apakah perasaan takut yang menggelitik perut, perasaan dingin yang menusuk tulang, bagaimana hal itu menggerakkan dan memotivasi karakter dalam cerita itu.
"Aku mendekati sosok bayangan itu, dia hanya menatapku dengan pandangan mata kosong dan aku merasakan tulang-tulangku lemas".
Ekspresi wajah dan gerakan tubuh bercerita banyak. Karena itu tirukan, hal itu akan memicu empati dari pendengarmu, dan membuat mereka berada dalam posisi itu. Psikologis menyebutnya: "Narrative Transportation".
Rahasia #3: Terhubung dengan Pendengar.
Guys apapun yang kamu lakukan seharusnya kamu meningkatkan ketertarikan dengan orang yang mendengar ceritamu. Libatkan mereka dalam cerita itu, contoh:
"Kamu tahu perasaan ketika..." atau
"Seperti katamu barusan...",
"Pernahkah kamu jalan di hutan malam-malam sendirian?"
Pertahankan untuk menatap matanya, kamu menceritakan sesuatu disini, karena itu pertahankan dan bangunlah suatu hubungan.
Kawan, Artikel kali ini adalah membuka beberapa elemen rahasia untuk menjadi seorang pencerita yang bagus. Ingat aturannya: Visualisasikan, hidupkan setting cerita, dengan mendeskripsikan bau, suara, perasaan, kondisi dan wajah-wajah.
Bawalah perasaan itu dengan menggambarkan bagaimana hal itu termanifestasi; lutut yang gemetar, merinding dan lain-lain.
Terakhir pastikan supaya kamu mempertahankan getaran dengan pendengarmu dan mendobrak "halangan" dengan bertanya kepadanya dan melibatkan mereka dalam cerita kamu itu.
Selamat bercerita..
Regards LOVE FEVER
0 Komentar