Keajaiban mencari jodoh 6 bulan lewat dzikir sesuai kriteria yang ingin dimiliki memang hampir mustahil. Tapi, tidak ada yang mustahil bagi Allah yang maha besar. Soal jodoh dan pernikahan adalah masalah yang paling mendominasi
perhatian dan pemikiran umumnya gadis yang telah cukup umur dan siap menikah.
Disamping karena memang begitulah fitrahnya, juga itulah materi pertanyaan dan
bahan “interogasi” yang hampir selalu diajukan oleh berbagai pihak kepada
setiap gadis yang dinilai “sudah waktunya”, lebih-lebih jika usianya dianggap
telah masuk kategori “tertinggal kereta”, karena sudah memasuki masa usia
“kritis” bagi seorang gadis!
Keajaiban mencari jodoh 6 bulan lewat dzikir sesuai kriteria dapat menjadi acuan yang sudah dalam kondisi sudah saatnya berkeluarga. Begitu pula denganku.
Sebagai seorang gadis normal yang telah cukup usia, tentu akupun seperti yang
lainnya, ingin segera mendapatkan jodoh dan memasuki jenjang dan tahapan
kehidupan yang termasuk paling menentukan, yakni jenjang pernikahan dan tahapan
hidup berkeluarga.
Tapi disaat yang sama aku juga tetap harus selektif. Aku memang
ingin secepatnya menikah, namun aku juga tidak ingin dapat suami yang
“sembarangan”. Bahkan dalam hal ini mungkin dibilang aku termasuk yang perfect.
Karena memang kriteria yang aku patok untuk calon suamiku cukup tinggi, nyaris
sempurna. Ya, aku memang “mensyaratkan” calon imamku dalam keluarga dan calon
bapak anak-anakku nanti insya-allah, tidak sekadar sosok yang saleh dalam
dirinya saja, melainkan juga sekaligus harus “mushlih”, yakni aktivis dakwah
yang punya komitmen dan kontribusi riil dalam upaya untuk mensalehkan orang
lain, masyarakat dan kehidupan.
Disamping itu ia haruslah seorang yang berilmu dan
berpengetahuan syar’i yang mumpuni. Dan last but not least, sejak lama aku
selalu mengharap-harap datangnya seorang calon suami yang “mujahid”, yakni yang
menyimpan gelora semangat “jihad” dalam rangka membela dan memperjuangkan
dinullah, serta memiliki andil nyata di dalamnya, sesuai ketentuan syariah dan
tuntutan realita kondisi dan situasi yang ada.
Nah, demi tergapainya cita-cita itu, akupun tak pernah henti
selalu berharap dan tentu saja sekaligus menempuh beragam upaya dan usaha yang
syar’i sesuai batas kemampuan yang kumiliki. Dan diantara upaya dan usaha itu
adalah doa dan munajat, yang tak putus-putus senantiasa kupanjatkan kepada
Allah Ta’ala, di setiap waktu dan kesempatan, siang dan malam, pagi dan petang.
Dan empat tahun lamanya doa-doa permohonan khusus untuk jodoh
ini secara istiqamah selalu aku lantunkan, namun pemuda “shalih – mushlih –
mujahid” yang kutunggu-tunggu itu tak jua kunjung datang. Sampai akhirnya aku
mendengar tentang keajaiban fadhilah istighfar dan kedahsyatan pengaruhnya
sebagai wasilah istimewa bagi terwujudnya beragam keinginan, cita-cita dan
harapan.
Maka sejak saat itu, akupun kemudian lebih mengutamakan dan
mendominankan dzikir serta doa istighfar ini daripada yang lain. Sehingga
hari-hari hidupkupun menjadi hari-hari penuh istighfar dan tobat kepada Allah
Yang Maha Pengampun dan Maha Penerima tobat. Dan lafal istighfar favorit yang
biasa aku baca dan lafalkan adalah istighfar dari Nabi SAW. ini:
“Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, wa atubu ilaih” (Aku
bersitighfar memohon ampun kepada Allah, Yang tiada tuhan yang berhak diibadahi
selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Mengurus, dan aku bertobat kepada-Nya).
Biasanya aku melafalkan istighfar itu sampai 1500 kali. Selain itu aku juga
menambah dengan lafal yang lebih pendek: “Astaghfirullah, wa atubu ilaih” (Aku
beristighfar memohon ampun kepada Allah, dan aku bertobat kepada-Nya).
Dan subhanallah. Istighfar memang benar-benar ajaib dan dahsyat.
Setelah enam bulan dari istighfar khususku itu, jodoh yang telah cukup lama
kuharap-harap dan kunanti-nanti itupun akhirnya datang juga. Dan hampir persis
dengan seluruh kriteria “perfect”-ku yang telah kusebutkan diatas. Beliau
seorang yang insya-allah saleh, aktivis dakwah, bergelar doktor di bidang ilmu
hadits, dan sekaligus seorang yang di mataku pantas menyandang titel mujahid.
Bahkan seperti harapanku, ternyata beliau juga berasal dari suku yang sama
denganku… Subhanallah…!
Akupun tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah atas karunia
istimewa-Nya, dan sekaligus berharap semoga selanjutnya pernikahan dan
kehidupan rumah tangga kami selalui dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam segala sisi dan aspeknya…! Aamiin ya Rabbal-‘alamin…!
Keajaiban mencari jodoh 6 bulan lewat dzikir sesuai kriteria
Catatan: Mohon jangan sampai ada yang salah paham terhadap
kandungan alur kisah diatas, sehingga keliru menyangka misalnya bahwa, dzikir
dan doa dengan berbagai macamnya, secara mutlak tidak seefektif dan tidak
sebesar pengaruh istighfar! Perlu diingatkan bahwa, semuanya, baik dzikir, doa,
istighfar dan lain-lain, pada dasarnya memiliki potensi pengaruh yang sama
sebagai wasilah guna mewujudkan keinginan dan menggapai harapan kepada Allah.
Yang membedakan pengaruh amalan-amalan itu, satu sama lain, sebenarnya adalah
kondisi masing-masing orang, dipadu dengan faktor cocok atau tepat tidaknya
jenis amalan yang dipilihnya.
Keajaiban mencari jodoh 6 bulan lewat dzikir sesuai kriteria di atas merupakan bagian tak terpisahkan dari taubat sesungguh-sungguhnya Sehingga seperti kasus kisah sang gadis diatas misalnya, mungkin
memang istighfarlah yang lebih cocok dan lebih tepat untuk kondisinya.
Sementara itu untuk banyak orang yang lainnya, boleh jadi sebaliknya, justru
dzikir tertentu atau doa tertentu atau amalan tertentu lain lagi, yang lebih
cocok, lebih tepat, lebih “klik”, dan lebih efektif! Khusus untuk makna ini,
silakan dibaca lagi status terdahulu tentang: Resep Amalan Jitu!
0 Komentar