Ketika penantian jodoh hingga 40 tahun dirasakan oleh seorang wanita yang sedang menanti - nanti pasangannya. Sebenarnya, apa sih yang kurang dariku...Tante Yeni hanya
terdiam, dan tersenyum yang cukup dipaksakan. Tante Yeni adalah adik perempuan
Pak Daud yang belum juga bersuami di usianya yang menjelang kepala 5.
Tasya menangkap semburat yang tidak mengenakkan ketika melihat
wajah tante Yeni. Tasya sadar dan merasakan apa yang tante Yeni rasakan:
keponakannya sudah merencanakan akan menikah,, sementara dirinya??. Mungkin hal
itulah yang ada di pikiran tante Yeni, pikir Tasya.
Tante Yeni memang belum menikah hingga saat ini, yang mungkin
seharusnya sudah saatnya mempunyai anak atau bahkan menimang cucu. Tapi, ya
itulah jodoh. Tante Yeni bisa dibilang belum menemukan jodohnya hingga saat
ini.
Apakah karena masalah kecantikan? Ooohh,, tentu tidak! Tante
Yeni cukup cantik dengan kulit putihnya. Apakah karena agamanya? Oooohh,,
jangan salah,, tante Yeni adalah wanita yang sangat menjaga qiyamullail. Apakah
karena hartanya? Ooohh,, tentu saja tante Yeni cukup mandiri untuk menghidupi
dirinya walaupun tanpa pekerjaan tetap, yang penting tetap berpenghasilan.
Apakah karena keturunannya? Ooohh,, tante Yeni adalah keturunan terhormat, dari
bapak yang seorang kepala sekolah. Lantas,, apa yang membuatnya hingga saat ini
belum juga menikah??
Ya, itulah misteri jodoh. Kita tak kan pernah tahu kapan
datangnya, dan kita tak kan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Kita hanya
bisa menanti, berusaha, berdo’a dan terus memperbaiki diri.
Ketika penantian jodoh hingga 40 tahun hampir berakhir dan kurasakan ada seseorang yang datang ingin mengajak menikah denganku.
Sholat jum’at baru saja usai
ditunaikan. Pak Yunus seperti biasa masih berada dalam masjid bersama beberapa
bapak yang lain. Tiba-tiba, baru saja selesai berdzikir, Pak Daud menghampiri
Pak Yunus: menepuk pundak Pak Yunus lantas berjabat tangan. Ya, Pak Yunus dan
Pak Daud sudah berteman sejak lama semenjak dipertemukan dalam satu pengajian.
“Gimana kabarnya Pak?”, sapa Pak Daud
“Alhamdulillah baik. Bapak sendiri gimana?”, balas Pak Yunus
“Alhamdulillah.. (terdiam sebentar). Ngomong-ngomong,, masih
sendirian aja nih Pak?”, Pak Daud melempar pertanyaan gurauan yang selama ini
sering diajukannya.
Pak Yunus hanya tersenyum seperti biasanya jika ditanya hal itu.
Semenjak istri Pak Yunus meninggal dunia beberapa tahun lalu,
Pak Yunus menjalani hari-harinya tanpa pendamping. Usianya yang sudah kepala 6
pula yang sepertinya menjadi salah satu keputusan untuk tak ingin menikah lagi.
Ketiga anaknya yang telah berkeluarga membuat Pak Yunus semakin kesepian. Ya,
sebagai seorang laki-laki, terkadang perasaan membutuhkan seorang pendamping di
hari tua, juga dialami oleh Pak Yunus.
Banyak teman di sekitar Pak Yunus yang menyarankan untuk menikah
lagi, termasuk Pak Daud.
***
Ketika penantian jodoh hingga 40 tahun berakhir dengan duda 60 tahun
1 Syawal 1430 H
“Hei,, saudara-saudara,, Tasya mau nikah 2011 nanti..”, Mira,
menantu Pak Daud, tiba-tiba berteriak di ruang tengah saat kumpul keluarga
besar Pak Daud.
Spontan, saudara-saudara yang lain langsung bertanya ke yang
bersangkutan, Tasya, anak bungsu Pak Daud.
“Bener Sya?”
“Bener ka Tasya?”
Tasya hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan
senyuman, sambil berkata: “Itu hanya rencana pribadi. Belum tau rencana ALLAH
nantinya..”
***
Seperti jum’at biasanya, beberapa bapak masih berdzikir di dalam
masjid usai sholat jum’at, termasuk Pak Yunus dan Pak Daud. Pak Yunus
menghampiri Pak Daud yang sedang berada di pojok masjid.
“Assalamu’alaykum. Pak..”, sapa Pak Yunus sambil menjabat tangan
Pak Daud.
“Wa’alaykumusalam..”, jawab Pak Daud hangat.
Pak Yunus menyampaikan maksudnya; ia ingin menikah lagi dan
ingin mencoba berkenalan dengan adik perempuan Pak Daud, tante Yeni.
Pak Daud dengan senang hati menerima tawaran itu dan mengabarkan
hal ini kepada adiknya, tante Yeni. Tante Yeni pun mengiyakan; hal ini yang
tentunya sangat dinantikan tante Yeni.
Pertemuan pertama pun sudah diatur oleh Pak Daud. Pak Daud
menemani Pak Yunus untuk berkunjung ke rumah orangtua Pak Daud, yang tak lain
dan tak bukan adalah tempat tinggal tante Yeni. Mereka berbincang dan
berkenalan lebih dalam.
Pertemuan demi pertemuan dilakukan. Tak ada jalan berdua, selalu
ada yang menemani, layaknya ta’aruf pada umumnya. Hanya ada 4 kali pertemuan
dan kedua belah pihak keluarga juga menyetujui, termasuk anak-anak Pak Yunus.
Akhirnya khitbah pun dilangsungkan.
***
Keluarga besar Pak Daud telah berkumpul sejak pagi di rumah
orangtua Pak Daud. Hari ini akan ada ada pertemuan dua keluarga: keluarga Pak
Yunus dan keluarga tante Yeni.
Di sela-sela persiapan khitbah, Tasya menemani tante Yeni di
kamarnya dan bermaksud mendapatkan cerita yang menarik dari proses ini. Proses
menuju pernikahan seorang gadis berumur 40-an dengan duda berumur 60-an,
sungguh kisah yang unik.
“Gimana tante perasaannya?”, tanya Tasya to the point.
“Yaaaa,, gak nyangka aja. Padahal kamu yang udah ngerencanain
nikah, sedangkan tante gak punya rencana apa-apa. Tapi ternyata sekarang tante
mau dilamar..”, jawab tante Yeni sumringah.
“Ya,, gitu deh kalo udah rencana ALLAH. Aku juga itu baru
rencana pribadi. Gak tau deh ke depannya gimana. Mungkin bisa dipercepat atau
diperlambat sama ALLAH dari rencanaku.”, Tasya semakin bijak dalam kata-kata.
“Iya, padahal kan tante udah hampir 50 umurnya. Tapi ternyata
emang baru saat ini ALLAH memberikan jodoh itu. Nggak tau kenapa pas sama Pak
Yunus, terasa dimudahin banget prosesnya, cuma 4 kali ketemuan. Pas ketemuan 2
kali, dia sms kalo mantap dengan pilihannya. Pas ketemu sama anak-anaknya,
tante juga gak merasa takut, biasa aja. Ya, tante mah berdoa aja sama ALLAH,
jika memang ini yang terbaik maka dekatkanlah dan mudahkanlah, dan jika memang
bukan terbaik untukku, maka jauhkanlah dengan baik-baik. Alhamdulillah,, proses
itu dimudahkan dan hati tante pun mantap.”, cerita panjang tante Yeni begitu
membuat Tasya terperangah.
“Semoga lancar ya Tan,, ke depannya..”, Tasya menguatkan tante
Yeni, sambil bersiap menuju ruang keluarga karena sudah banyak yang menunggu.
***
Setelah khitbah, hari itu juga keluarga besar tante Yeni pun
berkumpul untuk membicarakan resepsi pernikahan yang sungguh unik ini. Mulai
dari membuat undangan, kepanitiaan sampai pembagian tugas. Ya, resepsi
pernikahan yang akan dilangsungkan tak jauh beda dengan resepsi pernikahan
pasangan muda pada umumnya.
***
Akad nikah yang dilangsungkan beberapa hari setelah Hari Raya
Idul Adha begitu khidmat. Undangan para anak yatim piatu turut merasakan
kebahagiaan kedua mempelai pada resepsi pernikahan. Dan kini, doa tante Yeni
terkabul sudah; menutup masa lajangnya.
***
Ketika penantian jodoh hingga 40 tahun sudah berakhir dan menikmati hari - hari berkumpul dengan pasangan hidupnya. Ya, dalam masa penantian
menemukan jodohnya, tak sepatah katapun kudengar dari bibirnya menyalahkan
takdir, menyalahkan ALLAH yang seolah tak berpihak padanya. Dalam masa
penantian itu, dia sibukkan dirinya dengan ibadah kepada ALLAH dan kegiatan
social di lingkungannya. Hingga akhirnya, selama penantian bertahun-tahun,
puluhan tahun lamanya, teruji sudah kesabarannya, dan ia pun mendapatkan jodoh yang
insya ALLAH terbaik menurut ALLAH.
Itulah misteri jodoh. Kita tak kan pernah tahu kapan jodoh itu
datang. Manusia hanya bisa berencana. Namun, ALLAH-lah yang berkehendak atas
semuanya. Bisa saja jodoh kita datang menjadi lebih cepat atau bahkan lebih lambat
dari rencana kita sebelumnya.
Kita pun tak kan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Entah
itu dengan orang yang sudah dekat dengan kita maupun orang jauh sekalipun yang
tak pernah saling bertemu. Atau bahkan kita tak dipertemukan dengan jodoh kita di
dunia ini, tapi di syurga-NYA nanti. Allahu Akbar!
Saudaraku, yakinlah bahwa ALLAH telah menyiapkan scenario
terbaik untuk kita dalam masalah jodoh. Tak perlu khawatir. Karena ALLAH telah
berkata dalam Q.S An-Nahl:72
“Dan Allah telah menjadikan
jodoh-jodoh kamu sekalian dari jenismu sendiri, lalu menjadikan anak-anak dan
cucu bagi kamu dari jodoh-jodohmu.”
Saudaraku, jangan pernah terbersit sedikitpun bahwa ALLAH tak
adil karena sampai saat ini jodoh belum juga menghampiri. Coba instrospeksi
diri. Gunakan masa penantian jodoh ini dengan terus berikhtiar, berdoa dan
terus sibuk memperbaiki diri. Bukankah kita menginginkan jodoh yang baik?
Seperti yang dijanjikan-NYA dalam Q.S An-nuur:26
” Wanita – wanita yang keji
adalah untuk laki – laki yang keji dan laki – laki yang keji adalah untuk
wanitayang keji. Dan wanita – wanita yang baik adalah untuk laki – laki yang
baik, dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita – wanita yang baik (pula).“
0 Komentar