Telah tercatat dalam sebuah kisah bahwasanya ada seorang pemuda yang amat sangat terpesona dengan kejelitaan seorang wanita rupawan. Pemuda tersebut begitu jatuh cinta hingga menjadi kelisah karena melihat kecantikan wanita tersebut. Bergetar lah hatinya saat membayangkan wanita tersebut.
Ia pun mengirimkan surat untuk mengungkapkan rasa kepada sang gadis itu, "wahai dikau yang telah membuat hatiku mabuk kepayang dalam cinta, setiap aku melihat wajahmu, kiranya hatiku perasaan ku menjadi gundah gulanah membayangkan dirimu"
Pemuda itu pun mengirimkan surat tersebut dalam sebuah nampan dan ia meminta tolong seorang budak untuk menyampaikan isi hatinya lewat surat tersebut. Saat wanita tersebut membaca surat yang di tulis oleh pemuda tadi, lantas ia pun membalas isi surat tersebut.
Dimana balasannya berisi "wahai pemuda, sekiranya apa yang membuat dikau jatuh cinta dan tertarik pada diriku ini" begitu sang wanita tadi menjawab isi surat pemuda.
Lantas pemuda tersebut sumringah melihat balasan dari wanita yang di cintai dan di angankannya. Ia pun membalas dengan sejuta rayuan, "aku amat terpesona dengan keindahan bola matamu"
Membaca surat tersebut lantas wanita cantik jelita ini pun membalas isi surat tadi dan mengambil pisau dan mencabut organ vitalnya tersebut yaitu kedua bola matanya.
Berdebarlah pemuda tadi menunggu surat dari wanita tadi, dan budak pun datang untuk memberi balasan surat yang ditaruh di atas nampan, betapa terkejutnya sang pemuda tersebut melihat bola mata di berikan kepadanya. Dan surat itu pun berisi sebuah surat yang begitu membuat dirinya malu sekaligus bersedih.
"Wahai pemuda, kalaupun kiranya bola mata ku ini sangat membuatmu terpikat, maka ambilah dan ku berikan kepadamu. Karena hal tersebut membuat aku gelisah, karena mata ku ini telah membawa sebuah fitnah kepadamu"
Pemuda tersebut lantas mengetahui bahwa wanita itu begitu sholehah hingga tak ingin membuat siapapun terjerumus dosa karena dirinya. Sungguh wanita sholehah yang semoga akan selalu di beri perlindungan di hari akhir kelak.
Sumber: berbagai kisah islami
Halaman selanjutnya
0 Komentar